Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

CERPEN | Oven Tangkring untuk Mamak

                Pagi menjelang begitu cepat, seperti waktu yang ia habiskan hanya dengan berbaring di sebuah kasur kapuk yang sudah mulai usang. Tak hanya sekali Sari, mamaknya menyindirnya agar tidak mengeram di kamar saja.             “Kok saya punya ayam sudah dua puluh tahun tidak juga bertelur ya.”             “Ayamnya jantan, mana bisa bertelur.” Sahut Jupri yang tahu bahwa sindiran itu ditujukan pada dirinya. Tubuhnya menggemuk karena sudah sebelas bulan hanya di rumah saja. Anjuran pemerintah, katanya suatu waktu ketika ada tetangganya yang menanyakan perihal keberadaan dirinya. Setelah insiden pemecatan dari bekas tempat kerjanya, ia hanya mengisi hari-harinya di rumah. Kadang pintu kamarnya yang bunyinya mengiris telinga ketika ditutup itu tidak dibuka seharian. Dan mengundang irus mamaknya untuk mengetok dengan sedikit “perhatian”. “Iyaa, sebentar lagi..” Mamaknya hanya seorang pedagang kue bolu kukus di pasar. Dagangannya dipersiapkan selepas maghrib dan dik

Postingan Terbaru

PUISI | KISAH PARA PEJUANG

Lirik Terlanjur Mencinta - Ziva IDOL

PUISI | Pertunjukan Tirani

PUISI | Karantina Hati

PUISI | Baru Lagi, Lagi Baru

PUISI | Iftah Terakhir

Cerpen | Doa Ibu

PUISI | Capuccino

CERPEN | Teman Menunggu Harapan

PUISI | Kembara Geni